Tampilkan postingan dengan label tempat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tempat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Mei 2012

KAMPUNG JAWA DI BANGKOK THAILAND

Jika anda orang Jawa dan sedang berkunjung ke Bangkok, sempatkan berkunjung ke Kampung Jawa. Kampung Jawa ini terletak di daerah Sathorn. Dengan naik BTS dari National Stadium anda bisa memilih Silom line, atau jika memang perjalanan anda menggunakan BTS Sukumvit line anda bisa pindah melalui interchange station di Siam Chit.


Belilah tiket ke Surasak untuk single trip. Dan dari Surasak Station anda tinggal menuruni tangga lalu berjalan ke arah soi atau gang pertama di sebelah kiri. Sampailah anda di perkampungan orang-orang keturunan Jawa di Bangkok, Thailand.
Asal mula komunitas Jawa di Thailand

Pada pertengahan abad ke-19, tepatnya pada masa kependudukan jepang di indonesia saat itu.Banyak sekali orang-orang Jawa yang dijadikan romusho oleh Jepang. Mereka dipaksa untuk melakukan kerja rodi. Mereka di pekerjakan membangun jembatan, jalan dan rel kereta api dan lain-lain. Mereka dipaksa kerja tanpa kenal waktu dan tentu saja tanpa upah bahkan makan dan minum pun hanya sekedarnya saja. Tidak hanya di negaranya atau di daerahnya sendiri, mereka juga dikirim ke pulau lain bahkan ke negara lain sehingga tak heran bahwa sekarang ada beberapa komunitas Jawa di beberapa negara di belahan dunia ini. Termasuk yang ada di Bangkok, Thailand ini.

Awalnya komunitas Jawa di sana cuma 5 orang asli dari Jawa, Bapak Ahmad Aska (84 tahun) adalah keturunan Jawa tertua di Kampung Jawa dari 5 bersaudara yang telah dikaruniai 11 orang putra/i tersebut. Ayahnya, Aska Bin Roso, adalah pekerja yang berasal dari Kendal Jawa Tengah yang dipekerjakan oleh Jepang ketika Perang Dunia II yang terkenal dengan peristiwa pengeboman rel kereta api oleh sekutu di Kanchanaburi. Sekitar 100.000 ribu orang tewas dalam pembangunan rel kereta yang menghubungkan Thailand dengan Burma/Myanmar kala itu.
Beberapa keturunan jawa di sana ada yang bisa berbahasa jawa atau juga berbahasa indonesia tentu saja dengan logat thailand.

Masjid Jawa (Jawa Mosque)

Di kampung Jawa ini terdapat masjid yang bernama Jawa Mosque, masjid ini terletak di jalan Rome Nam Khaeng 5. Seperti halnya di Jawa, di samping masjid ini terdapat pekuburan muslim yang luasnya sekitar 2 hektar.

Bedhug Jawa pun masih tetep ada, yang menurut keterangan dari pengurus masjid usianya sama dengan usia masjid yaitu sekitar satu abad lamanya. Namun tidak setiap waktu sholat bedhug ini dibunyikan. Ya, karena sudah ada pengeras suara, dan mereka pun bebas mengumandangkan adzan ketika waktu sholat tiba. Masjid ini dilengkapi dengan jam digital yang akan berbunyi jika waktu sholat tiba.

Di depan masjid terdapat madrasah, yang digunakan untuk belajar agama Islam. Bangunan madrasah ini berlantai dua dengan ruangan terbuka. Anak-anak dan remaja di sekitar masjid belajar di madrasah ini dari jam 7 hingga jam 9 malam tiap harinya. Mereka berumur dari mulai 7 hingga 16 tahun. Persis kehidupan kampung di sekitar masjid di Pulau Jawa. Di masjid ini sering digunakan sebagai tempat mengikrarkan syahadat sebagai tanda seseorang telah masuk Islam. Bahkah sekaligus sebagai tempat Ijab Qabul warga kampung jawa,bahkan warga thailand sendiri yang telah masuk agama islam.

Disamping masjid berseberangan dengan jalan, akan ditemui pekuburan muslim. Pekuburan ini telah menampung lebih dari 1000 makam dengan luas sekitar 2 hektar.


Kampung  Jawa

Rumah-rumah disekitar masjid Jawa ini pun persis perkampungan kauman yang ada di Pulau Jawa. Jalan sempit, lebar hanya sekitar satu meter. Di kanan kirinya terdapat rumah yang berpagar cukup tinggi. Masing-masing rumah mempunyai halaman yang cukup asri dengan luas sekitar 10-20 meter persegi seperti halnya di  jawa.

Dalam kampung Jawa ini tidak hanya dihuni oleh keturunan Jawa, penduduk asli Bangkok juga tinggal di sekitarnya. Namun dari gaya bangunan rumah, kita bisa membedakan mana yang keturunan Jawa dan mana yang bukan. Seperti yang sudah saya sebutkan tadi rumah keturunan Jawa biasanya masih berupa rumah kayu dua lantai tapi bukan rumah panggung. Baik lantai satu maupun lantai di atasnya tertutup dinding kayu. Keturunan Jawa hampir semuanya muslim sehingga simbol-simbol keislaman nampak jelas di rumahnya. Paling tidak ada satu kaligrafi yang terpampang di rumahnya. Memang orang Thailand suka simbol-simbol keagamaan, sehingga muslim Thailand kemudian juga menampilkan simbol-simbol keislaman mereka di rumah maupun di kendaraan.


Tradisi jawa

Di kampung Jawa ini di huni oleh keturunan Jawa yang ketiga. Walaupun hanya beberapa dari mereka yang masih bisa bahasa Jawa namun beberapa tradisi Jawa masih mereka lakukan. Misalnya tradisi kenduren, tiga hari, tujuh hari setelah ada yang meninggal masih mereka lakukan.

Jika ramadan tiba, kegiatan pengajian disertai dengan takjilan diselenggarakan setiap hari. Jadi kalau bulan puasa sesekali anda bisa berbuka di sini. Jangan khawatir, beberapa makanan atau kue juga kental dengan tradisi jawa, kue cucur misalnya masih bisa ditemui disini. Juga es cao juga masih dijajakan oleh penjual makanan keliling di sekitar kampung.

Ternyata di Kota Metropolitan Bangkok ini komunitas Jawa ini masih eksis dengan budayanya.


Sumber : jalanasik.com

Sabtu, 12 Mei 2012

anda dapat menghubungi saya untuk informasi di facebook saya: suburkren@rocketmail.com

MEMANJAKAN DIRI DI KABUPATEN SEJUTA CANDI

 EKSOTIKA MAGELANG

Magelang kabupaten seribu candi.
beginilah sebutan atau julukan bagi kota magelang. Sebutan ini muncul dikarenakan banyaknya candi yang dapat kita jumpai di daerah magelang. Dari candi BOROBUDUR yang sangat terkenal sampai candi-candi kecil yang berada di perkampungan maupun di sawah-sawah.
tak cukup sampai di situ magelang juga menyimpan wisata alam yang sangat mempesona.
pengalaman saya berada di sana dengan udara yang sangat sejuk dan nyaman, panorama yang indah beserta keramah-tamahanya para penduduk yang berada di Magelang yang tak akan pernah saya lupakan.



wisata bak puncak di bogor juga dapat kita jumpai di sana.
informasi facebook : suburkren@rocketmail.com

Minggu, 22 April 2012

KOMPLEK CANDI SENGI

Candi Asu Situs ini terletak di komplek Candi Sengi. candi yang diperkirakan peninggalan dari kerajaan mataram kuno itu adalah Candi yang beraliran hindu. Candi ini dibangun sekitar abad ke-8M. Serta di sekitar candi tersebut di temukan patung Lembu Nandi, yaitu kendaraan dewa siwa. selain itu juga terdapat dua buah prasasti yang belum terlalu jelas apa arti dari tulisan yang berada di sana. Yang baru diketahui hanya soal tahun didirikannya candi tersebut. # Pemberian nama Candi belum diketahui secara pasti untuk apa candi ini dibuat dan namanya saat dibuat dahulu. Candi ini disebut candi asu karena di dekat candi tersebut ada patung lembu nandi yang sudah usang sehingga wujudnya sekarang mirip dengan arca 'asu' atau dalam bahasa indoneianya adalah anjing. Daan dari situ warga ssekitar menyebut candi tersebut dengan sebutan Candi Asu. Selain candi ini disekitarnya juga terdapat 2 buah candi lainnya dan letaknya juga tidak jauh dari situ. Yaitu candi pendhem dan Candi Lumbung. Jika anda lebih jeli maka anda akan dapat melihat batu-batu candi yang masih berada di desa sekitar candi tersebut. Batu itu terdapat di kebun,halaman,kolam,bahkan digunakan sebagai pondasi rumah warga.
Ornamen Candi
Pemandangan Indah Dari daerah sekitar Candi